10 Kiper Sepak Bola Terhebat di Dunia - Kiper menjadi bagian penting dalam sebuah tim sepak bola. Sejarah telah
mencatat setidaknya ada 10 kiper di dunia yang menyandang sebagai kiper
terbaik sepanjang masa. Hal ini tentunya menjadi sebuah kebanggaan tidak
hanya bagi penyandang gelar tersebut, tapi juga sebuah tim yang
dibelanya. Maka wajar saja jika kemudian beberapa tim lain ingin
memperebutkan kiper-kiper ini dengan harga yang sangat tinggi.
1. Dida (Brasil)
Setelah Claudio Taffarel, Dida menjadi kiper baru asal Brasil yang
diperhitungkan dalam dunia sepakbola. Hal itu terbukti saat dirinya
menjadi kiper pertama dari tim Samba yang termasuk dalam kandidat peraih
Ballon d’Or di tahun 2003 dan 2005.
Biarpun Dida telah memenangkan
Piala Dunia bersama Brasil, dan berbagai gelar domestik &internasional bersama AC Milan, sayangnya ia juga dikenal akibat
beberapa insiden yang kurang baik. Yang terakhir adalah saat ia
pura-pura jatuh dan terluka saat disentuh oleh seorang suporter Glasgow
Celtic di pertandingan Liga Champions.
2. Dino Zoff (Italia)
Piala Dunia 1982 menjadi puncak prestasi Zoff. Di usianya yang ke-40, ia
menjadi pemain tertua yang memenangkan Piala Dunia. Selain itu, ia juga
menjadi kiper kedua yang menjadi kapten di tim yang juara, dan juga
terpilih menjadi kiper terbaik. Padahal di awal karirnya, ia sempat
ditolak oleh Inter Milan dan Juventus karena dianggap kurang tinggi. Di
jajak pendapat untuk mencari kiper terbaik di abad ke-20 yang
dilaksanakan oleh Federasi Internasional Statistik dan Sejarah Sepakbola
(IFFHS), Zoff berada di posisi ketiga di bawah Lev Yashin (Uni Soviet)
dan Gordon Banks (Inggris).
3. Edwin van der Sar (Belanda)
Saat van der Sar memblok tendangan Nicolas Anelka di final Liga
Champions, ia benar-benar menjadi momok bagi pemain Chelsea saat adu
penalti. Hal itu karena di ajang Community Shield sebelumnya, ia juga
telah melakukan hal yang sama dengan menepis semua tendangan penalti
yang dilakukan pemain The Blues. Van der Sar menjadi pemain yang paling
banyak membela tim nasional Belanda dengan tampil sebanyak 128 kali dan
akhirnya pensiun setelah Euro 2008. Ia juga mencatatkan dirinya sebagai
kiper yang menjuarai Liga Champions bersama dua klub yang berbeda, yaitu
Ajax Amsterdam dan Manchester United.
4. Gianluigi Buffon (Italia)
Nilai transfer yang menjadikannya kiper termahal di dunia menjadi bukti
kepiawaian Buffon (foto) menjaga gawang di lapangan hijau. Selain itu,
sederet gelar individual yang diraihnya dari berbagai pihak juga menjadi
jaminan atas kemampuannya. Saat di Piala Dunia 2006, gawangnya tidak
tertembus satu gol pun selama 453 menit hingga akhirnya Azzurri menjadi
juara dan Buffon mendapatkan Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik
selama turnamen tersebut.
5.Gordon Banks (Inggris)
Banks menjadi pilihan pertama manajer Inggris Sir Alf Ramsey saat Three
Lions menjuarai Piala Dunia 1966. Namun, ia baru menjadi legenda di
dunia sepakbola lewat tindakan yang dilakukannya empat tahun kemudian di
Piala Dunia Meksiko. Saat Inggris bertanding melawan Brasil, Pele
menanduk bola ke tiang jauh gawang Inggris sambil berteriak “Gol!”.
Hal
itu dilakukannya karena ia sangat yakin Banks tidak dapat menyelamatkan
gawangnya. Tetapi Banks yang berada dalam posisi yang salah, berhasil
melompat ke arah yang berlawanan dan menyentuh bola tersebut dengan
sebagian ibu jarinya hingga bola itu mental melewati mistar gawang. Sang
kiper tahu ia dapat menyentuh bola, namun berpikir bolanya masih
melewati garis gawang. Ia baru sadar tidak terjadi gol setelah mendengar
sambutan dari penonton di stadion dan diselamati oleh kapten Bobby
Moore. Pele sendiri mengatakan kalau penyelamatan yang dilakukan Banks
tersebut adalah yang terhebat yang pernah ia saksikan.
6. Iker Casillas (Spanyol)
Ia telah tampil lebih dari 300 kali bagi Real Madrid dan menjadi kiper kedua
yang bermain paling banyak bagi tim nasional Spanyol setelah Andoni
Zubizarreta. Saat Spanyol menjuarai Euro 2008, Casillas menjadi kiper
pertama yang menjadi kapten di tim juara turnamen Eropa. Walaupun ia
baru bermain di tim senior Madrid sejak 1999, ia kelihatannya selalu
menjadi pilihan pertama Los Merengues di bawah mistar. Di usianya yang
ke-19, Casillas menjadi kiper paling muda yang tampil di final Liga
Champions saat Madrid mengalahkan Valencis 3-0.
7.Lev Yashin (Uni Soviet)
Pemain legendaris ini merupakan kiper yang berada di urutan paling atas
dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh IFFHS. Yashin terpilih berkat
kemampuan atletisnya dan juga postur tubuhnya yang membuat gentar para
pemain penyerang lawan.
Ia mendapat julukan Laba-Laba Hitam karena
selalu mengenakan kostum hitam dan juga karena keahliannya menepis
tembakan lawan seolah-olah membuatnya memiliki delapan tangan. Pemakaian
namanya oleh FIFA untuk penghargaan bagi kiper terbaik di setiap Piala
Dunia merupakan pengakuan insan sepakbola dunia terhadap prestasinya.
8.Peter Schmeichel (Denmark)
Tinggi besar, rambut pirang, dan hidung merah. Tiga hal tersebut adalah
hal yang selalu tampil di ingatan bila nama Schmeichel disebut. Namun
bagi para striker yang menjadi lawan Manchester United dan tim nasional
Denmark, The Great Dane itu menjadi tembok raksasa yang tak dapat
ditembus. Tingkat refleksnya yang mengagumkan bagi orang seukuran dia,
serta kemampuannya mengubah pertahanan menjadi penyerangan langsung
lewat lemparan jauhnya ke para penyerang, menjadi salah satu alasan
utama mengapa United menjadi tim yang mendominasi Liga Primer Inggris di
era 90an.
9. Petr Cech (Republik Ceko)
Ketika Chelsea menjadi juara Liga Primer selama dua kali berturut-turut,
banyak pihak menganggap itu adalah akibat dari tangan dingin Jose
Mourinho. Tetapi yang berada di bawah mistar The Blues adalah Cech, yang
baru dibeli dari Rennes dan tadinya akan dijadikan cadangan Carlo
Cudicini. Saat Cech harus absen selama tiga bulan akibat benturan dengan
pemain Reading Stephen Hunt, Chelsea gagal mempertahankan gelar Liga
Primer. Insiden tersebut membuat Cech harus mengenakan pelindung kepala
hingga sekarang. Cech menjadi kiper terbaik 2008 pilihan UEFA, dan
walaupun sempat membuat blunder di Euro 2008 saat melawan Turki, ia
tetap menjadi pilihan pertama di tim nasional Republik Ceko dan juga
Stamford Bridge.
10. Rinat Dasayev (Uni Soviet)
Bila tidak ada trio Belanda Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van
Basten, bisa jadi tim Uni Soviet yang akan menjadi juara di Euro 1988.
Dasayev tampil cemerlang selama berlangsungnya turnamen di Jerman, dan
hanya Gullit dan tendangan volley van Basten yang mampu mematahkan
perlawanan Soviet di final. Dasayev yang dijuluki “Tirai Besi” dianggap
sebagai kiper terbaik kedua di Rusia setelah Yashin. Ia tampil di tiga
Piala Dunia dan bermain sebanyak 91 kali bagi tim nasional Soviet hingga
pensiun di tahun 1990. Terakhir ia tampil di Luzhniki Stadium saat
final Liga Champions Mei lalu dengan membawa piala tersebut ke lapangan.
Hal itu berkaitan dengan tugasnya sebagai duta final itu di Moskwa.